Metode baru muncul dari kebutuhan untuk berinovasi melalui gaya baru mengajar anak-anak untuk belajar matematika. Idenya diuji dan anak-anak menyukainya, karena ada perbedaan yang sangat besar dibandingkan dengan melihat akun yang ditulis di papan tulis. Fakta dapat memanipulasi dan memindahkan objek operasi aritmatika benar-benar mengubah makna bagi anak-anak, bahkan karena mereka adalah item yang sangat mereka kenal. Selain menjadi dasar dalam menciptakan rangkaian pemikiran, mainan yang kuat ini bisa menjadi platform yang penting
dalam mengajarkan matematika. Hebat bukan? Berikut adalah beberapa tips untuk mengajar dengan LEGO:
Ajari siswa untuk bertanggung jawab atas alat belajar mereka, minta mereka mengembalikan tas suku cadang mereka. Tas perlu disegel dan blok dipisahkan, kecuali jika diberikan satu set menara, yang sering digunakan dalam latihan dengan LEGO sebagai kegiatan utama, dan siswa cukup mandiri ketika menerima tas berlabel potongan spesifik.
Menggunakan potongan gaya yang berbeda seperti yang ditunjukkan pada gambar di atas. Di New York, Amerika Serikat, ide tersebut datang dari guru Alycia Zimmerman, yang menggunakan fungsi pecahan untuk melihat kesulitan siswa kelas tiga dalam mempelajari pecahan. Menurutnya, pecahan merupakan salah satu tahapan yang paling sulit bagi anak-anak dan dia perlu mencari cara untuk memfasilitasi pengajaran.
Sejak tahun 1950-an, LEGO, pemimpin pasar mainan, menyandang nama yang sama dengan mainan yang selama bertahun-tahun terus sukses di rak mainan anak-anak.
Idenya adalah untuk menjauh dari gaya pengajaran tradisional, dan dengan cara membawa inovasi dalam metode pengajaran. Oleh karena itu, ini adalah metode sederhana yang mematahkan paradigma pengajaran tradisional, mengubah pembelajaran baru menjadi sesuatu yang jauh lebih menyenangkan dan, akibatnya, produktif.
Apakah kamu menyukainya? Bagikan postingan ini di jejaring sosial Anda
Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.