Menurut sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan di Laporan Ilmiah, pria yang menggunakan atau pernah menggunakan EAA (Steroid Androgenik Anabolik) lebih mungkin untuk hadir gejala ADHD (gangguan perhatian-defisit/hiperaktivitas) daripada mereka yang tidak pernah menggunakan produk ini.
Baca selengkapnya: Video game diresepkan oleh dokter untuk mengobati ADHD
lihat lebih banyak
Tetes mata terapi gen membawa harapan bagi jutaan orang…
Kesehatan yang Lebih Baik dalam Dua Hari: Efektivitas yang Mengejutkan dari Latihan Akhir…
Efek kesehatan dari penggunaan EAA bisa berbahaya dan faktor predisposisi orang untuk menggunakan steroid ini tidak dipahami dengan baik. Penggunaannya dapat menimbulkan efek negatif seperti gangguan mood, penyakit kardiovaskular dan gangguan pada proses kognitif dan perilaku.
Namun, penulis studi Emilie Kildal dan rekannya menjelaskan bahwa prevalensi ADHD lebih tinggi pada atlet dari semua tingkatan dan olahraga, mulai dari 7% hingga 11%, dibandingkan populasi umum. Tanpa mempertimbangkan fakta bahwa individu dengan ADHD berisiko lebih besar untuk menggunakan zat, yang, secara teori, dapat mencakup penggunaan AAS.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan apakah penggunaan AAS pada atlet angkat besi (pria) berhubungan dengan gejala ADHD. Untuk itu, para peneliti mengumpulkan sampel 134 orang yang telah berlatih olahraga ini selama lebih dari 18 tahun dari Departemen Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Rumah Sakit Universitas Oslo.
Akibatnya, satu kelompok melaporkan penggunaan AAS saat ini atau sebelumnya (dengan setidaknya satu tahun penggunaan kumulatif) dan kelompok lain melaporkan tidak menggunakan (atau obat serupa). Peserta menyelesaikan delapan tes neuropsikologis untuk penilaian kognitif serta penilaian diri terkait dengan gejala ADHD.
Para peneliti menemukan bahwa gejala ADHD lebih besar pada pengguna AAS dibandingkan dengan non-pengguna. Persentase pengguna yang memiliki gejala di lingkungan klinis juga lebih tinggi dibandingkan non-pengguna. Meskipun penggunaan AAS selama bertahun-tahun tidak terkait, penggunaan awal dikaitkan dengan lebih banyak gejala.
Dengan demikian, temuan tersebut menunjukkan bahwa gejala ADHD lebih umum di antara atlet angkat besi yang menggunakan EAA. Akhirnya, mengenali hubungan antara gejala ADHD dan penggunaan steroid dapat memandu strategi pencegahan terhadap penggunaannya dalam olahraga.