Setiap orang berbagi, pada tingkat tertentu, takhayul yang diturunkan dari generasi ke generasi. Menjadi takut akan di bawah tangga, atau memecahkan cermin dan sebagainya! Keyakinan ini adalah bagian dari imajinasi kolektif kita sebagai manusia, tetapi pernahkah Anda berhenti untuk berpikir dari mana datangnya takhayul? Lihat apa yang dikatakan sains tentang hal itu di sini.
Baca selengkapnya: Friday the 13th: Pahami asal muasal mitos ini
lihat lebih banyak
Astrologi dan kejeniusan: INILAH 4 tanda paling cemerlang dari…
iPhone yang tidak berhasil: 5 peluncuran ditolak oleh publik!
Antropolog memahami bahwa manusia selalu mencari untuk memahami fenomena alam untuk memprediksi mereka. Oleh karena itu, mereka membuat rangkaian narasi berdasarkan prinsip kesamaan dan penularan.
Oleh karena itu, ada kepentingan membangun standar untuk mencegah hal-hal tertentu terjadi, pahami lebih baik:
Prinsip kesamaan
Sebagian besar takhayul lahir dari pemahaman kita tentang kesamaan, yaitu apa yang mirip, dalam beberapa hal, memiliki hubungan. Misalnya, pantulan di cermin mengarahkan kita langsung ke citra diri kita sendiri, oleh karena itu, ketika cermin pecah, kita yakin akan terjadi sesuatu yang buruk pada kita.
Dengan cara ini, kita dapat memahami bahwa kita selalu lebih suka percaya bahwa segala sesuatu terhubung dan peristiwa tidak terjadi secara kebetulan. Pemikiran ini sebagian besar bertanggung jawab untuk merangsang keyakinan bahwa kita dapat melihat tanda-tanda dari alam semesta atau di luar bahwa sesuatu akan terjadi.
Prinsip penularan
Prinsip penularan, di sisi lain, terdiri dari gagasan bahwa kita selalu berisiko menerima pengaruh dari hal-hal yang terjadi di sekitar kita. Keyakinan ini lahir karena sebenarnya kita bisa rentan terhadap beberapa situasi dan fenomena alam. Lagi pula, kulit kita bisa terbakar saat kita menyentuh api atau basah saat kehujanan.
Demikian pula, kami percaya, misalnya, lewat di depan kuburan akan mencemari kami dengan yang seharusnya energi tempat itu. Contoh lainnya adalah keyakinan bahwa pikiran negatif seseorang, atau sesuatu yang dikatakan seseorang, akan mempengaruhi takdir dan kehidupan kita.