Perang Dunia II sudah dekat pada tahun 1939, jadi pemerintah di seluruh dunia sudah mempersiapkannya. Ini adalah kasus di Inggris Raya, yang otoritasnya bertemu dan membentuk komite untuk memutuskan nasib hewan selama Perang Dunia II.
Jadi, untuk mencegah hewan peliharaan menjadi masalah selama konflik, rekomendasinya adalah untuk memindahkannya. Untuk itu disebar poster-poster yang meminta pemiliknya untuk membawa hewannya ke pedalaman atau dikorbankan, agar tidak menderita dalam perang.
lihat lebih banyak
Astrologi dan kejeniusan: INILAH 4 tanda paling cemerlang dari…
iPhone yang tidak berhasil: 5 peluncuran ditolak oleh publik!
Baca selengkapnya: Temukan kisah hewan peliharaan yang harus segera meninggalkan Hong Kong dengan jet pribadi.
Lagi pula, perang yang akan dimulai dalam beberapa minggu akan bertanggung jawab merenggut nyawa jutaan warga Eropa dan dunia. Namun, peringatan yang beredar tidak mencegah pembantaian hewan peliharaan di Inggris.
Banyak orang yang rela membawa hewan peliharaannya ke tempat yang aman, terutama di pedalaman negara. Namun, banyak lainnya, karena ketidakmampuan untuk bergerak atau karena alasan lain, harus mengorbankan hewan peliharaannya. Hal ini mengakibatkan gelombang kematian hewan di klinik hewan serta tempat penampungan hewan. Dan kemudian, hanya dalam waktu satu minggu, jumlah hewan kurban di negara itu sudah mencapai 750 ribu.
Pembantaian besar hewan peliharaan terjadi tepat pada minggu pertama Inggris dalam Perang Dunia II. Yakni, pekan tanggal 3 September 1939, yang tentunya tak pernah terlupakan dalam ingatan orang-orang yang menjalaninya. Namun, perlu dicatat bahwa perintah untuk menidurkan hewan peliharaan dipandang sebagai kekejaman oleh dokter hewan dan warga sipil. Ini karena banyak orang menganggap pengorbanan hewan tidak perlu.
Itulah sebabnya NAPRAC (Komite Hewan Pencegahan Serangan Udara Nasional), sebuah badan yang dibentuk untuk menyelesaikan masalah hewan, muncul dengan sendirinya segera setelah itu. Jadi, dalam pengumuman baru, mereka menegaskan bahwa hewan yang bisa tinggal di rumah tidak boleh dibunuh, namun pembantaian sudah terjadi.