Pada hari pertama bulan Maret, pemerintah Jepang mengumumkan kepada publik bahwa serangkaian masalah yang dicatat dalam sistem pemasok lokal Toyota disebabkan oleh serangan peretas.
Akibat invasi tersebut, raksasa mobil itu harus melumpuhkan 14 pabriknya sepanjang hari. Demikian dikatakan juru bicara Jepang, serangan siber yang terjadi berdampak pada sistem Kojima Industries, pemasok suku cadang utama Toyota. Teruslah membaca dan pelajari lebih lanjut tentang serangan dunia maya pada sistem Toyota!
lihat lebih banyak
Program 'Atlânticas' membawa perempuan kulit hitam, pribumi, dan quilombola ke…
Dikonfirmasi: Samsung benar-benar memproduksi layar yang dapat dilipat untuk…
Baca selengkapnya: Temui NACHOS, instrumen baru NASA untuk memprediksi dan mengukur letusan gunung berapi
Seperti yang diberitakan oleh pers setempat, grup Kojima Industries mengalami serangan “ransomware”, perangkat lunak berbahaya yang digunakan untuk mengambil data dari komputer dan server melalui penggunaan beberapa jenis kriptografi.
Oleh karena itu, pada malam tanggal 26 Februari, perusahaan sudah waspada, karena telah mengidentifikasi ancaman terhadap servernya. Segera setelah itu, mereka menemukan bahwa salah satu dari mereka sedang diserang oleh malware.
Dalam hal ini, setelah memverifikasi situasinya, Toyota harus menerbitkan catatan yang mengklarifikasi apa yang terjadi. Selain itu, pemasok masih belum mengetahui bagaimana menginformasikan kapan sistemnya akan dibangun kembali atau kapan produksi akan dilanjutkan.
Akhirnya, pembuat mobil tersebut mengungkapkan pada tanggal 28 bahwa, akibat serangan tersebut, semua 28 lini dari 14 pabriknya di wilayah Jepang harus dihentikan. Namun, sudah ada prakiraan untuk kembali beraktivitas.
Selain mengklarifikasi penyerangan tanpa mendalami masalah tersebut, Matsuno juga mengeluarkan peringatan. Juru bicara tersebut menyatakan bahwa "risiko serangan dunia maya tumbuh karena situasi saat ini, termasuk Ukraina", dan menginstruksikan perusahaan untuk memperkuat tindakan mereka terhadap tindakan tersebut.
Selain itu, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida juga menginformasikan bahwa pemerintah Jepang akan menganalisa dan menyimpulkan apakah Rusia memiliki partisipasi atau tidak dalam insiden yang memengaruhi perusahaan di negara.