Cabang dari McDonalds berlokasi di lingkungan Tana Kota Sagamihara, Jepang, mengambil keputusan drastis setelah perilaku buruk siswa di Tana High School.
Restoran yang hanya berjarak empat menit jalan kaki dari institusi ini dulunya adalah tempat pertemuan. populer bagi rombongan mahasiswa yang memanfaatkan perjalanan pulang untuk menikmati burger, minuman ringan dan permen.
lihat lebih banyak
Cari tahu lebih banyak tentang diri Anda melalui tes kepribadian online ini!
Aneh: Mengapa Kecerdasan Buatan Tidak Dapat Mereproduksiā¦
Namun, belakangan ini, situasinya menjadi tidak dapat dipertahankan karena perilaku anak muda yang tidak pantas. Menghadapi masalah yang disebabkan oleh siswa tersebut, the McDonald's telah memutuskan untuk melarang semua siswa sekolah menengah dari cabangnya.
Awal bulan ini, sebuah tweet menjadi viral, menarik perhatian masyarakat umum terhadap tindakan kontroversial yang diambil oleh restoran McDonald's di Kota Sagamihara ini.
Ini karena, selain tindakan tersebut, pemberitahuan yang dipasang di tempat tersebut memberi tahu pelanggan tentang pembatasan sementara akses ke siswa di Sekolah Menengah Kota Sagamihara Tana.
Komunike, yang menghargai preferensi untuk mengunjungi restoran, menunjukkan bahwa sikap sembrono dari siswa menjadi gangguan bagi pelanggan lain, selain menimbulkan kekhawatiran tentang keamanan fisik orang.
Untuk memastikan pengalaman yang aman dan terjamin bagi semua pelanggan, tindakan pencegahan ditetapkan sebagai cara untuk mengatasi kemunduran yang disebabkan oleh siswa.
Pembatasan tersebut telah menimbulkan diskusi di media sosial, dengan netizen mengungkapkan pendapat yang berbeda. Beberapa mendukung inisiatif restoran untuk melindungi karyawan dan pelanggannya, yang lain mempertanyakan legalitas tindakan tersebut.
(Gambar: Pengungkapan)
Pemberitahuan yang dikeluarkan oleh fastfood tidak merinci tentang perilaku yang menyebabkan tindakan ini, tetapi wakil kepala sekolah menunjukkan bahwa tindakan siswa tersebut berisik dan mengganggu.
Beberapa kejadian terjadi di halaman sekolah, dimana siswa menimbulkan kegaduhan sehingga membutuhkan campur tangan guru bahkan polisi untuk mengendalikan situasi.
Peristiwa semacam itu, yang terjadi selama tahun ajaran sebelumnya, yang dimulai pada akhir musim semi di Jepang, sangat menentukan penerapan larangan tersebut.
Meskipun tweet yang mempublikasikan tindakan tersebut baru-baru ini menjadi viral, wakil direktur sudah mengetahui aturan ini sekitar satu atau dua bulan yang lalu.
Setelah berdiskusi dengan pihak sekolah dan penegak hukum, Tana McDonald's memutuskan untuk mengadopsi pembatasan ini sebagai cara untuk memerangi perilaku siswa yang nakal.
Perhatian tertuju pada fakta bahwa sekolah belum secara terbuka menentang larangan tersebut, yang akan diberlakukan dengan menolak masuknya individu yang mengenakan seragam sekolah milik institusi tersebut.