![Penemuan Tak Disengaja Mengungkapkan Lukisan Yesus di Kota yang Hilang](/f/f3019a4961b8c36d0ed4ba40377afeb9.jpg?width=100&height=100)
Siswa di sekolah negeri di Belém, Pará, menemukan asteroid baru. Melalui proyek "Perburuan Asteroid", siswa berpartisipasi dalam analisis benda langit dan mengidentifikasi kemungkinan benda berbatu yang akan dianalisis oleh NASA.
Penemuan itu dirayakan secara luas oleh seluruh tim di Sekolah Negeri Honorato Filgueiras, yang berlokasi di Betlehem, di distrik Mosqueiro. Hasil analisis awal sudah diteruskan ke Kementerian Sains, Teknologi, dan Inovasi (Kemenkes).
lihat lebih banyak
Penelitian mengungkapkan bahwa otak remaja 'tersambung' ke…
PicPay sekarang akan membebankan biaya untuk tidak aktif; lihat cara kerjanya
Selanjutnya, NASA mengeluarkan hasil analisis resmi dari bahan yang ditemukan. Jika benar benda angkasa itu adalah asteroid, mahasiswa akan diundang untuk mempresentasikan penemuannya di Amerika Serikat.
Tindakan dan motivasi tim siswa diperkuat kekuatan prakarsa sains di sekolah. Sekretaris Negara Bidang Pendidikan, Rossieli Soares, menyatakan proposal pendidikan ini merupakan bukti bahwa Pará memiliki mahasiswa dan profesional yang hanya membutuhkan kesempatan.
“Hunting Asteroids” adalah program NASA yang bermitra dengan Kementerian Sains, Teknologi, dan Inovasi (MCTI). Program ini menyediakan gambar dari teleskop sehingga tim dapat menganalisis benda langit.
Dalam kasus sekolah Pará, data yang diterima adalah gambar yang dikumpulkan oleh teleskop dari Universitas Hawaii. Secara keseluruhan, 24 paket gambar diterima untuk analisis dan identifikasi.
Tim di sekolah Honorato Filgueiras terdiri dari enam siswa SMA kelas 1. Para siswa melakukan pencarian di berbagai bahan yang dikumpulkan oleh teleskop.
Dengan cara ini, mereka menemukan kemungkinan asteroid yang untuk sementara diberi nama "LUI0005" untuk menghormati siswa Luís Felipe, yang membuat penemuan tersebut.
Hasil penemuan ilmiah tersebut sudah dianalisis oleh NASA dan MCTI. Seluruh proses verifikasi dan validasi materi yang ditemukan dapat memakan waktu dua hingga lima tahun.
Bagi Profesor Hélio Júnior, yang mengoordinasikan tim, penemuan ini merupakan sumber kebanggaan dan menunjukkan potensi siswa di sekolah umum di Pará. “Para mahasiswa sangat gembira dengan karya-karya yang kami hasilkan selama periode ini, dan itu membuat kami bangga”, kata sang profesor.