Memaafkan orang lain membutuhkan waktu dan upaya untuk melihat situasi dari sudut pandang yang berbeda. Namun, memaafkan pihak ketiga untuk orang yang menyakiti Anda, dan bahkan yang sudah Anda maafkan, bisa jadi lebih sulit karena sejumlah faktor. Ikuti artikel ini secara keseluruhan dan cari tahu apa mengapa memaafkan seseorang yang menyakiti teman lebih rumit.
Baca selengkapnya:Skema Perampasan Emosional: Anda Mungkin Menderita Tanpa Mengetahuinya
lihat lebih banyak
Astrologi dan kejeniusan: INILAH 4 tanda paling cemerlang dari…
iPhone yang tidak berhasil: 5 peluncuran ditolak oleh publik!
Tidak jarang curhat kepada teman tentang situasi tertentu dalam berkencan, menikah atau bahkan berteman dan bekerja. Namun, meski nantinya Anda bisa memaafkan orang yang menyakiti Anda, bukan berarti teman Anda, yang Anda curahkan perasaannya, bisa melakukan hal yang sama secepat itu.
Fenomena yang dijelaskan sebelumnya dikenal sebagai efek pemaafan pihak ketiga. Dan, menurut psikolog Jeffrey Green, tindakan menyimpan dendam terhadap orang yang telah berbuat salah kepada Anda, tetapi telah Anda maafkan, berasal dari berbagai atribusi.
Penting untuk dicatat bahwa dalam psikologi istilah atribusi berkaitan dengan cara orang menjelaskan perilaku satu sama lain. Dengan demikian, atribusi bisa bersifat eksternal atau internal, yaitu untuk menjelaskan perilaku negatif, seperti pengkhianatan, penyebabnya beragam.
Alkohol, narkoba, dan stres identik dengan atribusi eksternal, sedangkan pernyataan yang mengaitkan karakteristik negatif dengan karakter atau kepribadian orang lain adalah atribusi internal. Bagi psikolog, atribusi eksternal, atau situasi, biasanya lebih sering dimaafkan oleh pihak ketiga.
Apakah teman dan keluarga Anda tidak toleran terhadap kesalahan orang lain?
Psikolog Jeffrey Green menyatakan bahwa kita cenderung kurang memaafkan kesalahan orang lain, tetapi hal yang sama tidak terjadi jika kesalahan dilakukan oleh seseorang yang dekat dengan kita, seperti pacar atau anggota keluarga.
Kalaupun kesalahannya pada dasarnya sama, lebih mudah memaafkan orang terdekat dibandingkan memaafkan orang yang telah menyakiti teman atau keluarga kita. Dalam kasus ini, biasanya atribusi bagi mereka yang menyakiti teman kita bersifat internal, terkait dengan kepribadian dan, oleh karena itu, lebih sulit untuk dimaafkan.