Sebuah penelitian menarik dari Duke University, AS, mengidentifikasi bahwa perubahan pemikiran yang sederhana dapat memberikan banyak manfaat. Anda peneliti menemukan bahwa memiliki pikiran ingin tahu meningkatkan memori.
Studi oleh peneliti Alyssa Sinclair menganalisis perilaku dan ingatan 420 orang dewasa dalam situasi yang berbeda.
lihat lebih banyak
Lihat 10 Tempat Tinggal Paling Terjangkau di AS (Tidak Ada…
Meta mungkin harus membayar hingga BRL 5.000 kepada pengguna sebagai kompensasi atas…
Pertama, ia membagi peserta menjadi dua kelompok yang akan memiliki tugas berbeda dalam sebuah simulasi, di mana mereka akan menjadi pencuri di sebuah museum.
Maka, mereka diinstruksikan untuk melakukan aksi dalam permainan komputer yang merepresentasikan museum seni dengan pintu berwarna dan lukisan dengan nilai berbeda. Pada hari kedua pengujian, kelompok perlu mengidentifikasi karya seni di tempat yang dikunjungi.
Hasilnya menunjukkan bahwa berada dalam situasi stres meningkatkan fokus, tetapi
mempengaruhi memori. Di sisi lain, rasa ingin tahu dapat mengaktifkan area lain di otak yang merangsang aspek kognitif ini.(Gambar: Freepik/Pemutaran)
Kelompok pertama yang dipilih dalam studi Universitas Duke harus membayangkan diri mereka sendiri selama perampokan, sedangkan tim kedua perlu merencanakan tindakan kriminal selama kunjungan ke lokasi.
“Kepada satu kelompok kami berkata: 'Kamu adalah pencuri ulung, kamu sedang melakukan perampokan sekarang. Ambil sebanyak yang Anda bisa '. Sedangkan untuk kelompok lain kami katakan mereka adalah pencuri yang sedang berkunjung ke museum dan merencanakan perampokan di masa depan,” kata Sinclair.
Akibatnya, tim tampil sangat berbeda. Kelompok yang berada dalam keadaan terdesak memiliki kinerja strategis yang lebih baik dalam permainan. Tim ini berhasil menghafalkan pintu dengan lukisan yang bernilai lebih tinggi.
Di sisi lain, tim lain memiliki kinerja memori yang lebih baik pada hari kedua tes. Mereka dengan benar mengingat lebih banyak lukisan dan nilainya.
Bagi peneliti, penelitian tersebut menunjukkan bahwa stres memengaruhi ingatan dan tindakan jangka panjang. Oleh karena itu, strategi terbaik adalah mengizinkan orang mengaktifkan mode penasaran untuk menyimpan informasi dalam jangka panjang dan meningkatkan daya ingat.
Dengan demikian, analisis tersebut menunjukkan bagaimana mentalitas manusia beroperasi dengan rangsangan yang berbeda. Studi ini akan memasuki fase baru untuk memahami bagaimana urgensi dan keingintahuan benar-benar memengaruhi berbagai bagian otak.