Masyarakat Jepang menghadapi tantangan demografis yang signifikan seiring dengan bertambahnya usia penduduknya dengan cepat.
Dalam skenario ini, Jepang sedang menyaksikan fenomena yang aneh: semakin banyak warga lanjut usia yang memilih untuk kembali ke pasar kerja, bukan hanya karena kebutuhan, namun juga karena keinginan.
lihat lebih banyak
3 tanda ini harus belajar BERDIRI dan MENERIMA pada tanggal 5 Oktober…
Para ilmuwan secara digital merekonstruksi wajah seorang wanita yang tinggal di…
HAI Hari Penghormatan kepada Orang Lanjut Usia, yang dirayakan pada bulan September, menyoroti pentingnya kelompok ini dalam masyarakat Jepang dan menggambarkan keadaan negara tersebut mengadopsi strategi untuk mengatasi kekurangan pekerja dan menghadapi tantangan penuaan populasi.
Kasus Tamiko Honda, seorang karyawan McDonald's usia 90 tahun, dengan jelas menggambarkan bagaimana beberapa lansia menerima gagasan untuk terus bekerja jauh setelah usia pensiun pada umumnya.
Baginya, pekerjaan bukan hanya sekedar sumber penghasilan, tapi juga kunci menjaga kesehatan dan kesejahteraannya.
Meski menghadapi tantangan seperti gangguan pendengaran dan katarak yang memengaruhi hobi menjahitnya sebelumnya, Tamiko menemukan kegembiraan dan tujuan dalam tugasnya di McDonald's.
Perjalanan Tamiko yang luar biasa merupakan bukti tekad dan kecintaannya pada pekerjaan.
Lahir pada tahun 1933, ia tumbuh pada masa penuh gejolak dalam sejarah Jepang, Perang Dunia II, yang meninggalkan kesan mendalam pada masa mudanya.
Karirnya ditandai dengan dedikasinya selama bertahun-tahun sebagai anggota tim perawat di sebuah rumah sakit di kota Kumamoto, tempat dia bekerja hingga dia mencapai usia pensiun wajib untuk peran ini, pada usia 61 tahun bertahun-tahun.
Namun, Tamiko belum siap untuk pensiun dan mencari pekerjaan sebagai petugas kebersihan di universitas setempat, di mana ia terus bekerja hingga ia berusia 67 tahun.
Kecintaannya pada pekerjaan dan keinginan untuk tetap aktif membawanya melamar pekerjaan di McDonald's pada tahun 2000, mengikuti rekomendasi dari putri satu-satunya.
Bahkan setelah kehilangan putrinya karena kanker 12 tahun yang lalu, Tamiko menemukan kekuatan untuk terus bekerja, dengan mengatakan bahwa dia baik-baik saja.
Teladan Tamiko di McDonald's patut diperhatikan, tetapi dia bukanlah pekerja tertua di jaringan restoran tersebut di Jepang.
Postingan ini milik seorang pria berusia 95 tahun yang bekerja di sebuah cabang di Prefektur Toyama. Namun, penting untuk dicatat bahwa dia belum pernah bekerja di jaringan makanan cepat saji selama 23 tahun seperti Tamiko.
Meningkatnya tren lansia Jepang yang memasuki atau tetap berada di pasar kerja merupakan cerminan dari hal tersebut perlu untuk mengkompensasi kekurangan tenaga kerja dan keinginan banyak orang lanjut usia untuk tetap aktif dan terlibat masyarakat.
Di Trezeme Digital, kami memahami pentingnya komunikasi yang efektif. Kami tahu bahwa setiap kata penting, itulah sebabnya kami berusaha memberikan konten yang relevan, menarik, dan dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda.