Adalah hal yang lumrah jika kita memikirkannya Perang Dunia Kedua, pikiran kita segera tertuju pada pertempuran yang terjadi di Eropa dan Asia.
Namun, Brasil juga mempunyai babak yang mengerikan dalam sejarah konflik global ini. Wilayah Timur Laut, pada bulan Agustus 1942, tiba-tiba menjadi pusat perhatian perang, menyaksikan peristiwa-peristiwa dahsyat yang akan mengubah arah konflik negara kita.
lihat lebih banyak
Pesona murni! INILAH pujian yang DOMINASI pria mana pun
Rambut berminyak: mitos dan kebenaran utama tentang kondisi ini
Bayangkan perairan yang biasanya tenang dan hangat Timur Laut Negara Brazil menjelma menjadi medan perang. Alasannya? Kapal selam Jerman yang mengancam dikenal sebagai U-507, di bawah komando Harro Schacht yang berpengalaman.
(Gambar: Wiki Commons/Reproduksi)
Hanya dalam tiga hari, kapal selam ini melancarkan serangan tanpa henti ke Brasil, menorpedo tujuh kapal dagangnya.
Pada tanggal 15 Agustus, kapal Baependi, yang biasanya melakukan pelayaran damai, diserang secara brutal saat berlayar di lepas pantai Sergipe. Dari 306 penumpang, yang mengejutkan, hanya 36 yang selamat, sehingga 270 nyawa melayang.
(Gambar: Wiki Commons/Reproduksi)
Kisah-kisah keputusasaan dan penderitaan yang dialami oleh para penyintas selama bertahun-tahun menjadi pengingat akan kengerian yang mengerikan perang.
Namun tragedi itu tidak berhenti sampai di situ. Tak lama setelah tenggelamnya Baependi, U-507 maju melawan kapal Araraquara, yang sedang berlayar di sepanjang pantai yang sama di Sergipe. Akibatnya 131 dari 140 penumpang meninggal dunia.
Serangan terus berlanjut, dengan kapal-kapal seperti Aníbal Benévolo, Itagiba, Jacira dan Arará mengalami nasib serupa, yang menyebabkan hilangnya 607 nyawa.
Setiap cerita mempunyai klimaksnya masing-masing, dan bagi U-507, terornya akan segera berakhir. Pada bulan Januari 1943, saat masih bersembunyi di perairan Brasil dekat Piauí, kapal Nazi menemui nasibnya.
Sebuah pesawat dari Angkatan Udara Amerika menyerang kapal selam, secara efektif menghancurkannya. Brasil akhirnya terbebas dari ancaman U-507.
Saat ini, sisa-sisa kapal Nazi tersebut terdampar di dasar Samudera Atlantik, menjadi kesaksian bisu atas peristiwa di hari-hari yang menentukan itu.
(Gambar: Wiki Commons/Reproduksi)
Penting untuk menjaga kenangan ini tetap hidup, tidak hanya untuk menghormati para korban, namun sebagai pengingat yang kuat. Perang, dengan segala kengeriannya, tidak boleh dilupakan.
Dengan mengenangnya, kami menghormati mereka yang kehilangan nyawa dan menegaskan kembali komitmen kami terhadap perdamaian. Mari kita pastikan peristiwa seperti ini tetap tercatat dalam catatan sejarah dan tidak akan terulang kembali.