Pernahkah Anda membayangkan bagaimana rasanya tinggal di suatu tempat di mana hujanapakah begitu langka sehingga rata-rata curah hujan tahunan hanya melebihi 0,76 liter per meter persegi?
Inilah realitas yang terjadi di kota Arica, yang terletak di Gurun Atacama, jauh di utara negara tersebut. Chili. Arica dikenal sebagai kota terkering di dunia, dan penduduknya menghadapi tantangan unik dan strategi cerdik untuk bertahan hidup di lingkungan yang gersang.
lihat lebih banyak
Universitas di Irlandia membuka kursus influencer digital; kelas…
Gunakan KALIMAT INI untuk berkomunikasi lebih baik dan melakukan percakapan yang lebih produktif
Kegersangan ekstrim di Arica disebabkan oleh kombinasi faktor geografis dan iklim. Kota ini terletak di zona bayangan hujan.
Artinya, angin barat yang bertiup kencang membuang kelembapannya ke pegunungan di dekatnya, sehingga hanya menyisakan sedikit curah hujan di wilayah pesisir.
Bayangan hujan ini disebabkan oleh adanya pegunungan megah yang menghalangi jalannya awan yang mengandung air.
Faktor lain yang menyebabkan kekeringan di Arica adalah arus Humboldt yang dingin di sana Samudera Pasifik. Arus ini mengangkut air dingin yang kaya nutrisi dari kedalaman laut ke permukaan, sehingga menghambat pembentukan awan hujan di wilayah tersebut.
Meskipun kekurangan air, kota Arica telah mengembangkan strategi inovatif untuk menjamin pasokan air dan menyediakan kehidupan yang relatif normal bagi penduduknya.
Kota ini terutama bergantung pada desalinasi air laut dan impor air dari daerah lain untuk memenuhi kebutuhan airnya.
Pabrik desalinasi menyediakan air minum untuk konsumsi manusia, sementara truk tangki mengangkut cairan tersebut ke daerah-daerah yang tidak memiliki akses ke jaringan distribusi.
Sistem penangkapan dan penyimpanan air hujan diterapkan di Arica. Kegiatan ini melibatkan pengumpulan air hujan melalui penutup atau permukaan yang kedap air dan menyimpannya di tangki atau waduk untuk digunakan nanti.
(Gambar: iStock/Reproduksi)
Yang mengejutkan, pertanian dapat dilakukan di Arica berkat penggunaan sistem irigasi yang efisien dan teknologi yang mengoptimalkan penggunaan air.
Tanaman beradaptasi terhadap kondisi kekeringan, dengan fokus pada varietas tahan, dan Arica memiliki sejumlah daya tarik tempat wisata seperti pantai yang indah, Morro de Arica (bukit dengan pemandangan panorama), arsitektur kolonial dan kaya akan sejarah kultural.
Pariwisata berkelanjutan merupakan sumber pendapatan penting bagi kota dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonominya.
Tinggal di Arica memerlukan adaptasi terhadap lingkungan gurun, namun menawarkan imbalan yang unik. Kota ini terkenal dengan keahlian memasaknya yang memadukan pengaruh Peru, Bolivia, dan Chili, memberikan pengalaman kuliner yang unik.
Arica masih menjadi rumah bagi harta karun bersejarah seperti Katedral St. Mark dan Istana Ariztía, serta ikon Morro de Arica, yang tidak hanya menawarkan pemandangan spektakuler tetapi juga memberi penghormatan kepada para pahlawan Perang Pasifik.
Kota ini menyambut pengunjung yang menjelajahi atraksi alam dan budayanya, seperti Lembah Azapa, Ruta de las Iglesias, Museum San Miguel de Azapa dan Taman Nasional Lauca, yang terletak di dekatnya kota.
Tinggal di Arica adalah pengalaman unik yang menuntut adaptasi dan ketahanan. Tempat terkering di dunia adalah contoh bagaimana kreativitas manusia dapat mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh lingkungan yang tidak bersahabat.
Dengan strategi pasokan air, sistem pengumpulan hujan, dan praktik pertanian yang disesuaikan, Arica menawarkan kualitas hidup yang tak tertandingi dan terus menarik pengunjung dengan keindahan alam dan kekayaan warisannya kultural.
Kota terkering di dunia tidak diragukan lagi merupakan tempat yang penuh daya tarik dan keajaiban, tempat kehidupan tumbuh subur bahkan di iklim paling kering sekalipun.