Dunia kerja yang semakin dinamis dan kompetitif menuntut para profesional untuk mendedikasikan dirinya secara maksimal dan terus memberikan hasil yang prima.
Namun, laju pekerjaan yang cepat ini tidak selalu disertai dengan kesejahteraan karyawan. Dengan demikian, ketidakseimbangan tersebut menyebabkan peningkatan kasus kecemasan dan kelelahan di tempat kerja.
lihat lebih banyak
Senat menyetujui PLC untuk meningkatkan pengajaran
Disney Brasil menerima aplikasi untuk Program Magang…
Selain masalah individu, kurangnya rasa sejahtera di tempat kerja juga berdampak pada banyak orang di seluruh dunia. Di Brasil, para peneliti sudah menganggap tekanan psikologis sebagai situasi epidemi di negara tersebut.
Ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sindrom burnout sudah diklasifikasikan sebagai penyakit akibat kerja. Dengan kata lain, gangguan emosi akibat pekerjaan yang melelahkan ini secara resmi merupakan penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan.
Oleh karena itu, masyarakat mulai menyadari perlunya keseimbangan antara kesejahteraan dan aktivitas profesional.
Dalam beberapa tahun terakhir, penelitian yang dilakukan oleh Harvard Business Review juga memperkuat pentingnya meningkatkan kesejahteraan di tempat kerja.
Di antara publikasi portal tersebut, artikel yang ditulis oleh peneliti Chen Zhang, Christopher Myers dan David Mayer menjelaskan bagaimana cara mengatasi stres kerja dengan berfokus pada pembelajaran.
Setelah mengamati lebih dari 300 profesional dan menganalisis data penelitian, para ilmuwan menentukan tiga tindakan kerja yang dapat meningkatkan kehidupan karyawan.
(Gambar: Freepik/Reproduksi)
1. Tantangan adalah kesempatan belajar
Langkah pertama untuk menghadapi situasi kerja yang penuh tekanan adalah mengubah makna dari aktivitas-aktivitas tersebut.
Bagi para peneliti, penting bagi para profesional untuk melihat bahwa, meskipun terdapat konflik, terdapat pula kesulitan dapat membawa ilmu dan pengalaman, menjadi kesempatan belajar yang besar di dalamnya bekerja.
2. Ngobrol dan belajar dengan teman-teman Anda
Cara lain untuk terus berkembang adalah dengan memahami bagaimana orang-orang yang berbagi Desktop juga dapat memberikan kontribusi positif.
Berbicara dan berbagi dengan rekan kerja dapat memberikan wawasan dan memberdayakan perspektif baru.
3. Belajar bisa menjadi istirahat dari pekerjaan
Terakhir, mereka percaya bahwa belajar bisa menjadi taktik untuk melepaskan diri dari rutinitas pekerjaan. Oleh karena itu, waktu mengajar harus menjadi momen individu yang dirancang untuk mengalihkan fokus dari tugas.
Baik untuk relaksasi atau gangguan, pembelajaran dapat meningkatkan kesenangan, melalui aktivitas yang menarik dan positif, berkontribusi terhadap kesejahteraan emosional.
Dalam beberapa tahun terakhir, diskusi tentang kesejahteraan dan kesehatan mental menjadi menonjol di tempat kerja. Oleh karena itu, menetapkan taktik di atas merupakan strategi penting untuk merasa baik, bekerja dan belajar dengan seimbang.
Dengan informasi dari ulasan Bisnis Harvard.