Amy D., seorang ibu asal Inggris, berbagi kisah mengharukan yang dia alami tantangan kerugian finansial yang signifikan setelah menghabiskan jumlah yang mengesankan sebesar R$360 ribu fertilisasi in vitro (IVF) untuk memiliki kedua putrinya.
Setelah setahun gagal untuk hamil, Amy dan suaminya memutuskan untuk mencari bantuan medis. Pasangan ini menjalani proses IVF yang tak terhitung jumlahnya hingga mereka akhirnya mewujudkan impian mereka untuk memiliki dua anak perempuan. Namun, kebahagiaan menjadi ibu harus dibayar mahal.
lihat lebih banyak
MENAKJUBKAN! Temui robot berjalan yang diciptakan oleh AI di…
Ketiga tanda ini akan TEROBSESI dengan kebenaran pada tanggal 20 Oktober…
Amy menghadapi situasi yang menyedihkan: dia tidak mampu mengambil cuti kerja untuk merawat putri keduanya, namun dia juga tidak mampu untuk kembali bekerja penuh waktu.
Dengan itu, Amy mendapati dirinya berada dalam “jalan buntu” yang nyata. Dia terpaksa kembali bekerja segera setelah melahirkan, sebuah situasi yang ingin dihindari oleh sebagian besar ibu.
Amy menggambarkan kenyataan pahit yang dialaminya rutinitas pasca melahirkan, dimana konsep “tidur saat bayi tidur” diganti dengan bekerja saat anak perempuan istirahat.
Kata-katanya mencerminkan rasa frustrasi dan rasa bersalah yang dialami banyak ibu bekerja, yang terpaksa menyeimbangkan tanggung jawab profesional mereka dengan keinginan untuk selalu ada untuk anak-anak mereka.
Laporan ini juga menyoroti permasalahan yang lebih luas: kesulitan yang dihadapi oleh ibu bekerja dan stigma yang terkait dengan mereka.
Amy menyebutkan bahwa ibu yang bekerja seringkali mendapat sanksi dan marginalisasi, seperti yang diharapkan tinggal di rumah, bertahan hidup dengan gaji cuti hamil, yang umumnya tidak memadai.
Alternatifnya, yaitu kembali bekerja dan memastikan pengasuhan yang memadai bagi anak-anak Anda, juga merupakan tantangan finansial yang besar.
Dia harus mengambil keputusan sulit, seperti bekerja saat putrinya tidur. Amy juga berbagi pengalamannya tentang bagaimana upaya yang tiada henti untuk menjadi ibu telah memengaruhi hubungan dan kariernya.
A bersalin Ini adalah jalan yang penuh dengan tantangan, dan kisah Amy menyoroti kesulitan finansial yang dihadapi banyak ibu dalam menyeimbangkan kehidupan profesional dan pribadi mereka.
Wanita tersebut menegaskan, meski menghadapi kesulitan, ia bersyukur atas kedua putrinya. Kisahnya mengingatkan bahwa bagi banyak ibu, perjalanan menjadi ibu melibatkan keseimbangan tanggung jawab profesional dan keinginan untuk membina keluarga.
Amy mengakhiri laporannya dengan harapan masyarakat menyadari kesulitan yang dihadapi para ibu yang bekerja dan berusaha untuk menawarkan lebih banyak dukungan kepada mereka dalam mencari keseimbangan antara karir dan bersalin.