Sabtu (17) lalu, sebuah tragedi mengguncang kota Votuporanga, di São Paulo, ketika seorang anak laki-laki berusia 6 tahun, bernama Nicolas Souza Prado, kehilangan nyawanya dalam kecelakaan yang melibatkan a trampolin saat perayaan ulang tahunnya.
Nicolas kecil merayakan hari istimewa ini bersama keluarga dan teman-temannya. Momen yang seharusnya menyenangkan dan menyenangkan berubah menjadi tragedi.
lihat lebih banyak
Pengisian ulang mobil listrik: cari tahu lebih lanjut tentang layanan ini dan lihat…
Michel Temer akan mewakili Gradiente dalam perselisihan dengan Apple untuk…
Selama permainan rumah bouncing dengan orang lain anak-anak, Nicolas terjatuh sehingga mengakibatkan empat tulang rusuk patah, serta luka di dada dan lengan kiri.
Dia dibawa ke rumah sakit, di mana dia menjalani operasi rumit. Sayangnya, setelah lima hari menjalani perawatan intensif, si kecil tidak selamat dari luka-lukanya dan meninggal dunia.
Rasa sakit karena kehilangan Nicolas Prado meninggalkan pesan penting bagi semua orang dan terutama bagi ayahnya, Nilvan Prado, yang melontarkan imbauan mengharukan di media sosial.
Dia menyoroti pentingnya pengawasan ketika anak-anak bermain mainan tersebut dan menyatakan bahwa memiliki lebih dari dua anak di rumah bouncing bukanlah ide yang baik. Seperti yang diharapkan, rekomendasi Anda sangat berbobot dan relevan.
Seruan untuk berhati-hati ini didukung oleh American Academy of Pediatrics (AAP), yang merilis bahaya yang terkait dengan trampolin, terutama bila tidak digunakan dengan penuh perhatian dan kehati-hatian.
AAP mencatat bahwa ribuan orang menderita cedera terkait trampolin setiap tahunnya, dan sebagian besar cedera terjadi di trampolin rumah. Selain itu, anak-anak di bawah usia 6 tahun juga sangat berisiko.
Menurut informasi dari American Academy of Orthopaedic Surgeons (AAOS), insiden terkait ranjang logam merupakan kejadian umum di seluruh dunia.
AAOS melaporkan bahwa sekitar 90% kecelakaan di rumah bouncing menimpa anak-anak, seringkali berusia antara 5 dan 14 tahun.
Di antara insiden-insiden tersebut, tiga perempatnya terjadi ketika dua orang atau lebih berkumpul di trampolin secara bersamaan, skenario yang mirip dengan kecelakaan yang melibatkan Nicolas Prado.
AAOS juga mencatat bahwa sebagian besar cedera ini terjadi saat anak-anak tidak berada di bawah pengawasan oleh orang tua atau orang dewasa yang bertanggung jawab, sejumlah tertentu juga terjadi bahkan di hadapan orang dewasa.
Bahaya yang terkait dengan trampolin bervariasi, termasuk terjatuh dari peralatan, bertabrakan dengan orang lain saat melompat, aksi yang gagal, dan banyak lagi.
Bahkan tanpa jatuh, waktu yang dihabiskan anak-anak untuk melompati mainan harus dipantau dengan cermat, karena lompatan yang terlalu lama dan gerakan tiba-tiba dapat berbahaya.
Jenis aktivitas ini dapat menyebabkan gerakan berulang di dalam kepala, meskipun kecil, yang pada gilirannya dapat menyebabkan potensi cedera otak, termasuk gegar otak.
Oleh karena itu, selain mengawasi permainan trampolin, pembatasan waktu yang dihabiskan untuk aktivitas trampolin juga penting untuk melindungi kesehatan dan keselamatan anak.
Di Trezeme Digital, kami memahami pentingnya komunikasi yang efektif. Kami tahu bahwa setiap kata penting, itulah sebabnya kami berusaha memberikan konten yang relevan, menarik, dan dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda.