Baru-baru ini, penelitian yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah Annals of Internal Medicine mengungkap sebuah penemuan menarik: pria yang menikah memiliki tingkat rata-rata penyakit dalam yang lebih rendah. testosteron dibandingkan dengan mereka yang masih lajang.
Penyelidikan ini menunjukkan bahwa pernikahan mungkin berhubungan dengan penurunan kadar testosteron, suatu hormon yang pada dasarnya terkait dengan beberapa halfungsi pria, seperti energi, hasrat seksual dan massa otot.
lihat lebih banyak
Proyek Musim Panas 2023: 6 tips pribadi untuk menghilangkan lemak sebelum…
Tingkatkan daya ingat Anda dengan minuman pagi yang mengejutkan ini
Data yang ditemukan menunjukkan tren yang jelas: pria menikah cenderung memiliki rata-rata lebih rendahtestosteron dibandingkan dengan rekan-rekan mereka yang lajang.
Sekelompok peneliti dari University of Western Australia melakukan penyelidikan komprehensif, yang mencakup 11 penelitian yang melibatkan lebih dari 25.000 pria, semuanya dilakukan sebelum tahun 2020.
Upaya ini secara eksklusif melibatkan penghitungan kadar testosteron dari waktu ke waktu, menggunakan teknik spektrometri massa.
Pada tahap penelitian berikutnya, para ilmuwan memilih untuk mengarahkan analisis mereka di luar hal tersebut usia, mengeksplorasi faktor gaya hidup yang dapat mempengaruhi tingkat kesehatan testosteron.
Di antara unsur-unsur tersebut, dinamika antara status perkawinan, yakni menikah atau lajang, menjadi fokus perhatian.
Telah ditemukan bahwa mereka yang menikah atau menjalin hubungan memiliki rata-rata kadar testosteron yang lebih rendah dibandingkan mereka yang masih lajang.
Meskipun mekanisme pasti yang mendasari hubungan ini masih dalam penyelidikan, bukti menunjukkan kemungkinan adanya keterkaitan antara dinamika relasional dan fisiologi hormonal.
Para peneliti menilai variasi tersebut bisa mencerminkan beratnya stres yang terkait dengan kehidupan keluarga, termasuk kehadiran anak di lingkungan rumah.
Mereka berhipotesis bahwa dinamika kehidupan keluarga dan tanggung jawab orang tua mungkin berkontribusi terhadap pola yang diamati ini.
Investigasi sebelumnya juga menunjukkan hal itu stres dapat mempengaruhi pengurangan produksi testosteron pada pria.
Apakah ada cara untuk mengatasi hal ini?
Selain hubungan dan kadar testosteron, peneliti juga membuat penemuan penting terkait gaya hidup pria.
Telah diamati bahwa mereka yang melakukan aktivitas fisik berat selama kurang dari 75 menit per minggu rata-rata memiliki kadar testosteron yang lebih rendah dibandingkan pria yang lebih tua aktif.
Di Trezeme Digital, kami memahami pentingnya komunikasi yang efektif. Kami tahu bahwa setiap kata penting, itulah sebabnya kami berusaha memberikan konten yang relevan, menarik, dan dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda.