ChatGPT adalah teknologi Artificial Intelligence yang mampu menghasilkan informasi dan teks yang siap untuk siswa melalui chatbot. Teknologi memang sangat bermanfaat, namun beberapa siswa menggunakannya secara tidak jujur dan dengan adanya kehadirannya ChatGPT di Universitas ini menjadi semakin nyata, yang cukup memprihatinkan, apalagi beberapa siswa menyerahkan tugas yang telah dikerjakan oleh chatbot.
lihat lebih banyak
Tantangan visual: temukan kata 'DOG' hanya dalam 5…
Astrologi persahabatan: 3 tanda yang merupakan teman sejati
Teknologi jika digunakan dengan baik akan banyak membantu dalam proses pembelajaran, masalah besarnya adalah ketika sebagian siswa menggunakannya untuk menyelamatkan diri dari pekerjaan akademik.
Contohnya adalah kasus yang terjadi di University of Northern Michigan. Profesor Antony Aumann menemukan teks yang sempurna dari salah satu muridnya, yang membuatnya sangat Terkejut, lagipula, karya itu menggunakan paragraf yang ringkas, tetapi diperdebatkan dengan sangat baik dan penuh dengan contoh benar.
Terkejut dengan kualitasnya, Aumann memutuskan untuk bertanya kepada siswa tersebut apakah teks tersebut benar-benar ditulis olehnya, sehingga siswa tersebut menjawab bahwa itu akan dilakukan oleh ChatGPT.
Apa itu ChatGPT?
ChatGPT adalah Kecerdasan Buatan yang bekerja melalui chatbot, yang mampu memberikan jawaban luar biasa dan penuh dengan informasi nyata.
Solusi apa yang ditemukan untuk mengatasi situasi tersebut?
Setelah mengetahui siapa penulis sebenarnya dari teks tersebut, Aumann memutuskan untuk mengubah cara evaluasi terjadi dan kemudian, dia mulai melakukannya mengharuskan tulisan siswa untuk disusun di ruangan yang memiliki pemblokir browser komputer.
Mengapa tidak menggabungkan ChatGPT dengan pembelajaran?
Setelah pengalaman negatif, Aumann memutuskan bahwa untuk semester berikutnya strateginya akan berbeda, para siswa alih-alih menulis teks tentang mata pelajaran, mereka akan bertanya kepada chatbot dan mengevaluasi jawabannya di kelas diterima.
Namun, Aumann bukan satu-satunya yang menghadapi situasi tersebut. Profesor di beberapa universitas menderita karena ChatGPT dan sedang mencari cara yang memungkinkan untuk menangani teknologi tanpa berdampak negatif pada pembelajaran siswa.
Institusi pendidikan mencari solusi secepat mungkin
Untuk menyiasati siswa mentransfer aktivitas mereka ke chatbot ini, beberapa guru telah mengadopsi lebih banyak tes lisan, presentasi kelompok, dan aktivitas kerajinan tangan. Selain itu, beberapa sekolah di New York dan Seattle memblokir kemungkinan penggunaan kecerdasan buatan ini di jaringan Wi-Fi mereka.