penggunaan deodoran, seperti mencuci muka dan menggosok gigi setiap hari, dianggap sebagai kebiasaan yang menjadi bagian dari kebersihan dasar setiap individu. Namun, simpan ini kebiasaan ini lebih merupakan masalah pribadi dan budaya daripada masalah medis. Di sini Anda akan melihat pandangan para ahli tentang penggunaan deodoran.
Baca selengkapnya: Proyek Kebersihan Mulut untuk Pendidikan Anak Usia Dini
lihat lebih banyak
Coca-Cola tutup kuning: pahami arti produk ini
Sepotong Eropa di Brasil: 4 kota wisata dengan kepribadian…
Salah satu alasan utama menggunakan produk ini adalah keringat. Namun menurut para ahli, keringat tidak berbau. Yang terjadi adalah bakteri yang ada di kulit “menghancurkan” keringat, lalu menimbulkan bau.
Mereka bahkan menjelaskan bahwa waktu terbaik untuk menggunakan antiperspirant adalah pada malam hari, sebelum tidur. Itu karena kita cenderung lebih sedikit berkeringat dan produk dapat membentuk semacam sumbat di dalam kelenjar keringat, sehingga bekerja lebih baik.
Jika Anda bukan orang yang banyak berkeringat, sebaiknya tidak menggunakan deodoran, karena dapat menghalangi produksi keringat dan merusak kesehatan. Namun, dapat dimengerti bahwa beberapa orang menggunakan deodoran agar wangi.
Tahukah Anda bahwa diet Anda dapat secara langsung memengaruhi bau Anda? Begitulah! Bau keringat dapat dipengaruhi oleh jenis makanan yang Anda konsumsi.
Misalnya, keringat orang yang makan sayuran silangan dalam jumlah besar, seperti brokoli dan kembang kol, dapat mengeluarkan bau belerang yang berbeda.
Memanfaatkan produk seperti deodoran atau antiperspiran memiliki kelebihan dan kekurangan, dan hal itu bergantung pada bagaimana perasaan individu tentang menggunakannya atau tidak.
Mandi adalah cara paling efektif untuk memerangi bau, menurut para ahli. Penting untuk fokus mencuci muka, ketiak, dan area genital. Ini mencegah pertumbuhan mikroorganisme, ragi dan bakteri.