Metode membesarkan seorang anak memainkan peran mendasar dalam perkembangan emosional dan psikologis mereka, yang secara langsung mempengaruhi akan menjadi seperti apa mereka nantinya.
Di antara banyak kemungkinan hasil masa kanak-kanak, salah satu yang paling kompleks adalah perilaku narsis pada orang dewasa.
lihat lebih banyak
Wanita membeli lukisan senilai R$1,2 juta di toko barang bekas hanya dengan…
Revolusi di dapur: temukan peralatan yang akan…
Psikolog Ramani Durvasula, berdasarkan pengalaman klinisnya yang luas, telah mengungkapkan hubungan yang menarik antara pola asuh masa kanak-kanak dan kecenderungan narsisme di masa dewasa.
Ia mengungkapkan bahwa, meski berbeda, dua gaya pengasuhan yang berlawanan dapat berkontribusi pada pembentukan seorang narsisis.
Pakar menyoroti dua jalur berbeda yang dapat mengarah pada perkembangan orang dewasa yang narsistik: jalur gaya lampiran trauma, diabaikan dan dengan hubungan emosional yang buruk, dan jalur anak manja dan terlalu terlindungi.
Di jalur pertama, anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan di mana perasaan dan kebutuhannya seringkali diabaikan atau Orang yang tidak pengertian mungkin menginternalisasi gagasan bahwa mempertimbangkan atau menghormati perasaan dan kebutuhan orang lain bukanlah a prioritas.
Hal ini dapat mengakibatkan orang dewasa mengalami kesulitan dalam berhubungan secara empati dengan orang lain, menunjukkan perilaku narsistik.
Di sisi lain, di cara kedua, anak-anak yang terinspirasi atau yang tindakan dan perasaannya terus-menerus divalidasi dapat mengembangkan harga diri yang meningkat.
Mereka mungkin tumbuh dengan keyakinan bahwa pendapat dan keinginan mereka selalu yang paling penting, yang juga dapat mengarah pada perilaku narsistik di masa dewasa.
Dua lingkungan yang digambarkan oleh Durvasula, yaitu keterikatan yang trauma dan terabaikan, serta sikap memanjakan yang berlebihan. dan perlindungan yang berlebihan, serta karakteristik mendasarnya: hal-hal tersebut memperkuat keberadaan yang egois.
Dalam kedua kasus tersebut, anak belajar bahwa apa yang terjadi pada dirinya lebih penting daripada apa yang terjadi pada orang lain di sekitarnya.
Penekanan berlebihan pada diri sendiri ini dapat mengakibatkan buruknya dan merugikan keterampilan pengaturan emosi di masa dewasa.
Anak tidak dapat mengembangkan keterampilan untuk memahami dan mengelola emosinya sendiri, atau untuk merefleksikan dan merespons emosi orang lain secara spesifik.
Hal ini dapat menyebabkan kesulitan dalam hubungan interpersonal di masa dewasa, yang diwujudkan dalam perilaku narsistik, di mana seseorang cenderung memprioritaskan kebutuhan dan perasaannya sendiri dibandingkan merugikannya yang lain.
Menurut pakar, cita-citanya adalah menjaga jalan tengah antara melindungi anak dan memberikan kemandirian, sehingga mereka mengembangkan kepribadian yang tangguh sekaligus mudah bersosialisasi.
Di Trezeme Digital, kami memahami pentingnya komunikasi yang efektif. Kami tahu bahwa setiap kata penting, itulah sebabnya kami berusaha memberikan konten yang relevan, menarik, dan dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda.